“ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN PADA PT.
SMS MOTOR”
ABSTRAK
Untuk mengoptimalkan
tingkat penjualan, perusahaan dapat menggunakan cara penjualan angsuran atau
sering disebut juga penjualan kredit, yaitu penjualan yang cara pembayarannya
dilakukan secara bertahap atau berangsur. Dalam penjualan angsuran disamping
memperhitungkan laba, perusahaan juga memperhitungkan beban bunga terhadap
jumlah laba dalam kontrak angsuran.
Dalam
pembahasan akan dihitung besarnya bunga dengan menggunakan metode (sisa) Harga
Kontrak, Long End Interest, Short End Interest, serta Annuitas untuk menentukan
metode perhitungan bunga angsuran yang memberikan hasil optimal bagi
perusahaan.
Dari
hasil perhitungan atas sampel yang diperoleh melalui studi lapangan pada PT.
SMS MOTOR, diperoleh hasil perbandingan perhitungan bunga antara metode (sisa)
Harga Kontrak dengan metode Long End Interest, Short End Interest, dan metode
Anuitas. Dari hasil tersebut diketahui bahwa metode (sisa) Harga Kontrak
memberikan pendapatan bunga yang lebih besar daripada metode Long End Interest,
Short End Interest, ataupun Anuitas. Dengan metode (sisa) Harga Kontrak,
perusahaan juga lebih mudah untuk menghitung besarnya bunga karena cukup
dihitung sekali saja pada saat awal kontrak angsuran dan besarnya setiap
periode sama (tetap). Hal ini memudahkan pula bagi konsumen dalam menghitung
pembayaran yang harus mereka lakukan, karena jumlah yang harus mereka bayarkan
untuk tiap periode sama besarnya sedangkan apabila dengan metode lain agak
membingungkan karena jumlahnya tidak tetap.
Kata Kunci : Bunga Penjualan
Angsuran, PT. SMS MOTOR
PENDAHULUAN
Dunia
usaha pada saat ini yang terjadi di Indonesia sedang berkembang setelah
melewati masa krisis yang terjadi sekitar tahun 1997 yang mengakibatkan
terpuruknya perekonomian. Seiring dengan bekembangnya dunia usaha tersebut,
tercipta pula persaingan dunia usaha yang makin ketat. Bagi perusahaan, laba
merupakan suatu kemampuan untuk menghasilkan pendapatan atau keuntungan.
Perusahaan yang menjual produknya secara tunai, biasanya perusahaan yang
menjual barang-barang kebutuhan pokok,produk atau yang nominalnya tidak terlalu
tinggi. Dalam penjualan tunai pembeli langsung membeli dan tidak ada perjanjian
sesudahnya, tetapi dalam penjualan angsuran dibuat beberapa bentuk perjanjian
atau kontrak penjualan angsuran. Hal ini untuk melindungi kepentingan penjual
dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban yang harus ditepati oleh
pembeli. Penjualan angsuran ini diharapkan dapat menarik lebih banyak konsumen
untuk membeli produk yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan dapat
menghasilkan laba yang sebesar-besarnya. Ada 4 metode yang dipakai untuk
menghitung pendapatan bunga penjualan angsuran. Yaitu metode (sisa) Harga
Kontrak,metode Long End Interest,metode Short End Interest,dan metode Anuitas.
Pengakuan
laba kotor dalam transaksi penjualan angsuran ada 2 cara, yaitu laba kotor yang
diakui untuk periode dimana penjualan angsuran dilakukan (accrual basis) dan laba kotor yang dihubungkan dengan
periode-periode terjadinya realisasi penerimaan kas (cash basis). Penjualan angsuran terdiri dari penjualan untuk barang
bergerak dan untuk barang tidak bergerak.
Penjualan angsuran pada
perusahaan diperlakukan seperti halnya pada transaksi penjualan kredit. Laba
kotor yang terjadi diakui pada saat penyerahan barang dengan ditandai oleh
timbulnya piutang atau tagihan kepada pelanggan.
TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut Ahmad Syafi’I Syakur (2009) penjualan angsuran adalah
penjualan yang dilakukan dengan perjanjian bahwa sebagian harta atau seluruh
harga barang yang dijual akan dibayar secara bertahap (berangsur – angsur) oleh
si pembeli dengan tenggang waktu tertentu. Karena sifat pembayaran secara
berangsur – angsur, ada kemungkinan si penjual akan menanggung resiko.
Untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak
ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli,maka terdapat beberapa
bentuk perjanjian (kontrak) penjualan angsuran. Yang antara lain sebagai
berikut :
1. Perjanjian penjualan
bersyarat (conditional sales contract).
Dimana barang-barang telah diserahkan,tetapi hak atas barang-barang masih
berada ditangan penjual sampai seluruh pembayarannya lunas.
2. Pada saat perjanjian
ditandatangani dan pembayaran pertama telah dilakukan,hak milik dapat
diserahkan kepada pembeli. Tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikkan untuk
bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada si penjual.
3. Hak milik atas
barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust” (trustee) sampai pembayaran harga
penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli,baru trustee
menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli.
4. Beli sewa (lease purchase),dimana pembayaran
angsuran dianggap sewa, sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas. Baru
sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.
Bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi
terhadap apa yang diperoleh dari penggunaan uang tersebut (Wikipedia 2011).
Didalam perjanjian penjualan angsuran,biasanya penjual disamping
memperhitungkan laba juga memperhitungkan beban bunga terhadap jumlah harga
dalam kontrak yang belum dibiayai oleh pembeli. Perbedaan bunga dengan laba
antara lain,bunga merupakan pendapatan yang diakui oleh perusahaan. Sedangkan
laba adalah uang yang diakui dari pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya untu
operasional perusahaan.
Menurut M.Munandar
(2006) yang dimaksud dengan piutang
adalah sebagai berikut: “piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain
yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo”.
Ini berarti perusahaan memiliki hak klaim agar dapat menuntut pembayaran dalam
bentuk uang atau penyerahan aktiva lain kepada pihak yang berhutang.
Apabila
si pembeli tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya seperti yang tercantum dalam
surat pejanjian penjualan angsuran, maka penjual berhak untuk menarik dan
memiliki kembali barang yang bersangkutan (Richard E. Baker, 2005). Jika
terjadi hal demikian, maka pencatatan yang dilakukan oleh pihak penjual adalah
sebagai berikut:
1. Pencatatan
kepemilikan kembali barang dagangan.
2. Penilaian
kembali barang yang ditarik dengan nilai yang wajar.
3. Menghapuskan
kembali saldo piutang penjualan angsuran atas barang-barang tersebut.
4. Menghapuskan
saldo laba kotor yang belum di realisasi atas penjualan angsuran yang
bersangkutan.
5. Pencatatan
keuntungan atau kerugian karena kepemilikan kembali barang tersebut.
Ada
kalanya hak penjual untuk menarik kembali barang yang telah dijual tersebut
merupakan cara yang kurang tepat untuk mengurang resiko kerugian. Hal ini
disebabkan karena nilai barang yang telah dijual tersebut mengalami penurunan
nilai lebih cepat dari saldo piutangnya, sehingga kepemilikan kembali barang
tersebut tidak dapat menutup kerugian tidak tertagih saldo piutang tersebut.
Untuk mengurangi atau menghindari kerugian yang terjadi dalam kepemilikan
kembali,maka harus diperhatikan:
1. Jumlah
uang muka dan pembayaran angsuran-angsuran berikutnya harus cukup untuk menutup
semua kemungkinan terjadinya penurunan nilai barang yang dijual.
2. Periode
pembayaran angsuran jangan melebihi umur ekonomis dari barang yang dijual. Hal
ini terutama untuk barang yang bersifat musiman dan yang dipengaruhi mode.
Menurut
Floyd A.Beams (2011), hal dasar yang membedakan antara penjualan tunai dengan
penjualan angsuran dapat dilihat dengan jelas pada harga jualnya. Perbedaan
harga ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor berikut:
1.
Resiko
Kontrak
penjualan angsuran dengan penawaran persetujuan kredit yang longgar, tentu
dapat menarik banyak konsumen. Namun hal ini memiliki tingkat resiko yang
relative tinggi. Sebab dengan periode pembayaran yang relatif panjang,
kemampuan konsumen untuk memenuhi kewajibannya bias saja berubah. Untuk
mengantisipasi terjadinya kerugian dalam kepemilikan kembali,maka penjual perlu
memperhatikan beberapa hal berikut:
a. Besarnya
uang muka yang harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan
harga barang dari semula barang baru menjadi barang bekas.
b. Jangka
waktu pembayaran diantara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak
terlalu lama,jika dapat tidak lebih dari satu bulan.
c. Besarnya
angsuran berkala harus diperhitungkan cukup untuk menutup kemungkinan penurunan
nilai barang yang ada selama jangka waktu yang satu dengan pembayaran
berikutnya.
2.
Bunga/Interest
Adanya
perbedaan waktu antara saat penyerahan uang dan barang atau jasa dengan
pembayaran berkala,secara prinsip ekonomi harus dikenakan bunga atau interest.
Biasanya bunga terakhir sudah dimasukkan dalam perhitungan total pembayaran
angsuran. Namun yang perlu diperhatikan adalah dasar yang digunakan untuk
penetapan besarnya bunga yang berlaku tidak hanya sekedar untuk
investasi,tetapi untuk perdagangan.
Metode Penelitian
Penulis
memilih PT. SMS MOTOR yang beralamat di Ruko Pinus THB no.1 Pejuang-Bekasi
Utara (cabang), untuk dijadikan objek penelitian ilmiah ini. Sedangkan sumber
data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa tabel angsuran penjualan
sepeda motor Honda yang didapat dari PT.SMS MOTOR pada bulan Oktober tahun
2011.
Untuk keberhasilan pengumpulan data,
maka penulis mencoba melakukan interview guna mengetahui metode yang digunakan
untuk perhitungan bunga dalam penjualan angsuran, tingkat bunga yang dikenakan
atas penjualan angsuran sepeda motor Honda dan profil singkat perusahaan.
Penulis juga melakukan oberservasi lansung ke PT. SMS MOTOR untuk mempelajari
obyek penelitian,
Alat analisis yang digunakan untuk
menghitung bunga angsuran pada PT. SMS MOTOR adalah Metode Sisa Harga Kontrak (FLAT).
Rumus
metode Sisa Harga Kontrak (FLAT) adalah sebagai berikut:
Pokok Angsuran = Harga Jual – Uang Muka
Bunga dalam satu tahun = i * Pokok Angsuran
Bunga per bulan = i (dalam satu tahun) / jumlah
angsuran
Metode Sisa Harga Kontrak (FLAT)
Harga jual : xxx
Uang muka/DP :
(xxx)
Sisa harga kontrak :
xxx
Besarnya
pembayaran pokok setiap kali angsuran adalah:
Sisa harga kontrak : jangka waktu
pembayaran = pokok angsuran/bulan
Bunga dalam satu tahun = i * Pokok
Angsuran
Bunga per bulan = i (dalam satu tahun) / jumlah
angsuran
Keterangan:
i = tingkat bunga
Metode Long End Interest
Bunga per bulan = I * a/n * Ps
Keterangan:
i = Tingkat bunga
a = Periode pembayaran
n = Jangka waktu pembayaran
Ps
= Sisa harga kontrak bulan sebelumnya
Metode Short End Interest
Bunga
per bulan = I * As/n * P
Keterangan:
i = Tingkat bunga
As = Periode pembayaran bulan yang bersangkutan
n = Jangka waktu
P = Angsuran atas harga pokok yang tetap
jumlahnya
Metode Anuitas
1
1-
( 1 + i)
^ n
A
=
i
Keterangan
:
A
= Anuitas
i
= Tingkat bunga
n
= Jangka waktu berlangsungnya kontrak penjualan angsuran
Sedangkan untuk mencari nilai tunai
(present value) adalah :
1
Nilai
tunai =
( 1 + i ) ^ n
Apabila sudah diketahui
faktor anuitetnya,maka jumlah pembayaran cicilannya dihitung sebagai berikut :
Sisa Harga Kontrak
Jumlah pembayaran angsuran =
Faktor anuited
PEMBAHASAN
Perhitungan Bunga Penjualan
Angsuran dengan Metode (sisa) Harga Kontrak
Dalam
metode ini,bunga dihitung dengan mengalikan antara tingkat bunga dengan (sisa)
harga kontrak yang didapat dari harga kontrak dikurang uang muka. Perhitungan
atas transaksi diatas adalah sebagai berikut:
Harga
jual : Rp 14.200.000
Uang muka/DP : (Rp 1.400.000)
Sisa
harga kontrak : Rp 12.800.000
Besarnya
pembayaran pokok setiap kali angsuran adalah:
Rp
12.800.000 : 9 = 1.422.222,22
Tabel
4.3
Perhitungan Pembayaran Bunga Angsuran dengan Metode
Sisa Harga Kontrak
(Rp)
Bulan Pembayaran
|
Bunga Angsuran
|
Angsuran Pokok
|
Jumlah Pembayaran
|
Sisa Harga Kontrak
|
Oktober 2011
|
-
|
-
|
-
|
14.200.000,00
|
Oktober 2011
|
-
|
1.400.000,00
|
1.400.000,00
|
12.800.000,00
|
November 2011
|
118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
11.377.777,78
|
Desember 2011
|
118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
9.955.555,56
|
Januari 2012
|
118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
8.533.333,33
|
Februari 2012
|
118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
7.111.111,11
|
Maret 2012
|
118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
5.688.888,89
|
April 2012
|
118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
4.266.666,67
|
Mei 2012
|
118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
2.844.444,44
|
Juni 2012
|
118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
1.422.222.22
|
Juli 2012
|
118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
0
|
Jumlah
|
1.068.960,00
|
14.200.000,00
|
15.268.960,04
|
|
Keterangan:
1.
Harga tersebut sudah
termasuk PPN 10%
2.
Biasanya untuk
memudahkan pembayaran dilakukan pembulatan keatas dalam satuan ribuan.
Bunga 9 bulan =
(Rp 1.068.960,00 : Rp 12.800.000) x 100%
= 8,3513%
Sehingga bunga
angsuran tiap bulannya adalah:
Rp
1.068.960 : 9 = Rp 118.773,33
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa dengan menggunakan metode (sisa) Harga Kontrak, perusahaan akan
memperoleh angsuran pokok sebesar Rp 14.200.000 dengan bunga penjualan angsuran
sebesar Rp 1.068.960 sehingga total kas yang diterima sebesar Rp 15.268.960,04.
Perhitungan Bunga Penjualan
Angsuran Berdasarkan Metode Long End
Interest
Pada
cara ini beban bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk
setiap angsuran. Akan tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai saldo
awal harga kontrak pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan sehingga
jumlahnya akan semakin berkurang dari angsuran yang satu ke angsuran
berikutnya. Atas dasar perhitungan tersebut, dapat disusun suatu tabel
pembayaran sebagai berikut:
Tabel 4.4
Perhitungan Pembayaran Angsuran Berdasarkan Metode
Long End Interest
(Rp)
Bulan pembayaran
|
Bunga Angsuran
|
Angsuran Pokok
|
Jumlah Pembayaran
|
Sisa Harga Kontrak
|
Oktober 2011
|
-
|
-
|
-
|
14.200.000,00
|
Oktober 2011
|
|
1.400.000
|
1.400.000,00
|
12.800.000,00
|
November 2011
|
*118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
11.377.777,78
|
Desember 2012
|
105.576,30
|
1.422.222,22
|
1.527.798,52
|
9.955.555,56
|
Januari 2012
|
92.379,26
|
1.422.222,22
|
1.514.601,48
|
8.533.333,33
|
Februari 2012
|
79.182,22
|
1.422.222,22
|
1.501.404,48
|
7.111.111,11
|
Maret 2012
|
65.985,19
|
1.422.222,22
|
1.488.207,41
|
5.688.888,89
|
April 2012
|
52.788,15
|
1.422.222,22
|
1.475.010,37
|
4.266.666,67
|
Mei 2012
|
39.591,11
|
1.422.222,22
|
1.461.813,33
|
2.844.444,44
|
Juni 2012
|
26.394,07
|
1.422.222,22
|
1.448.616,30
|
1.422.222,22
|
Juli 2012
|
**13.197,04
|
1.422.222,22
|
1.435.419,26
|
0,00
|
Jumlah
|
593.866,67
|
14.200.000
|
14.793.867,11
|
|
Keterangan :
biasanya dilakukan pembulatan keatas dalam satuan ribuan untuk memudahkan
pembayaran
Bunga
angsuran dalam 9 kali pembayaran adalah 8,3513%, maka besarnya bunga angsuran
per bulan adalah 0,9279%
*) 0,9279% x Rp 12.800.000,00 = Rp 118.773,33
**)
0,9279% x Rp 1.422.222,22 = Rp
13.197,04
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa dengan menggunakan metode Long End Interest, perusahaan akan memperoleh
angsuran pokok sebesar Rp 14.200.000,00 dengan bunga penjualan angsuran sebesar
Rp 593.866,67. Sehingga total kas yang diterima sebesar Rp 14.793.867,11.
Perhitungan Bunga Penjualan
Angsuran Berdasarkan Metode Short End Interest
Pada
metode ini bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar, yang
dihitung sejak tanggal perjanjian ditandatangani sampai tanggal jatuh tempo
setiap angsuran yang bersangkutan. Atas dasar perhitungan demikian, dapat
disusun suatu tabel pembayaran sebagai berikut:
Tabel 4.5
Perhitungan Pembayaran Angsuran Berdasarkan Metode
Short End Interest
(Rp)
Bulan pembayaran
|
Bunga Angsuran
|
Angsuran Pokok
|
Jumlah Pembayaran
|
Sisa Harga Kontrak
|
Oktober 2011
|
-
|
-
|
-
|
14.200.000,00
|
Oktober 2011
|
-
|
1.400.000,00
|
1.400.000,00
|
12.800.000,00
|
November 2011
|
*13.197,04
|
1.422.222,22
|
1.435.419.26
|
11.377.777,78
|
Desember 2012
|
26.394,07
|
1.422.222,22
|
1.448.616,30
|
9.955.555,56
|
Januari 2012
|
39.591,11
|
1.422.222,22
|
1.461.813,33
|
8.533.333,33
|
Februari 2012
|
52.788,15
|
1.422.222,22
|
1.475.010,37
|
7.111.111,11
|
Maret 2012
|
65.985,19
|
1.422.222,22
|
1.488.207,41
|
5.688.888,89
|
April 2012
|
79.182,22
|
1.422.222,22
|
1.501.404,44
|
4.266.666,67
|
Mei 2012
|
92.379,26
|
1.422.222,22
|
1.514.601,48
|
2.844.444,44
|
Juni 2012
|
105.576,30
|
1.422.222,22
|
1.527.798,52
|
1.422.222,22
|
Juli 2012
|
**118.773,33
|
1.422.222,22
|
1.540.995,56
|
0,00
|
Jumlah
|
593.866,67
|
14.200.000,00
|
14.793.867,11
|
|
Bunga
angsuran dalam 9 kali angsuran adalah 8,3513%, maka besarnya bunga angsuran
tiap bulan adalah 0,9279%.
*) 0,9279 x Rp 1.422.222,22 = Rp 13.197,04
**)
0,9279 x Rp 12.800.000 = Rp 118.773,33
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan
menggunakan metode Short End Interest, perusahaan akan memperoleh angsuran
pokok sebesar Rp 14.200.000 dengan bunga penjualan angsuran sebesar Rp
593.866,67 sehingga total kas yang diterima sebesar Rp 14.793.867,11.
Perhitungan Bunga Penjualan
Angsuran Berdasarkan Metode Anuitas
Pada
perhitungan ini jumlah pembayaran angsuran dari periode ke periode jumlahnya
tetap sama. Dalam jumlah tersebut sudah diperhitungkan pembayaran bunga atas
sisa harga kontrak dan angsuran atas harga kontrak itu sendiri.
Adapun perhitungan faktor anuitas
adalah sebagai berikut:
1
1-
(1+0,009279)^9
A
=
0,009279
= 8.596265346
Jadi besarnya
setiap kali angsuran adalah:
Rp 12.800.000 :
8.596265346 = Rp 1.489.019,93
Setelah
didapat faktor anuitasnya, maka dapat disusun suatu tabel pembayaran angsuran
dengan metode anuitas sebagai berikut:
Tabel 4.6
Perhitungan Pembayaran Angsuran Berdasarkan Metode
Anuitas
(Rp)
Bulan
Pembayaran
|
Bunga
Angsuran
|
Bagian Pembayaran yang Merupakan Beban Bunga
|
Bagian Pembayaran yang Dipakai Untuk Melunasi Harga Kontrak
|
Sisa Harga Kontrak
|
Oktober 2011
|
-
|
-
|
-
|
14.200.000,00
|
Oktober 2011
|
1.400.000,00
|
-
|
1.400.000,00
|
12.800.000,00
|
November 2011
|
1.489.019,93
|
*)118.773,33
|
1.370.246,60
|
11.429.753,40
|
Desember 2012
|
1.489.019,93
|
**)106.058,59
|
1.382.961,34
|
10.046.792,06
|
Januari 2012
|
1.489.019,93
|
93.225,86
|
1.395.794,07
|
8.650.997,98
|
Februari 2012
|
1.489.019,93
|
80.274,05
|
1.408.745,88
|
7.242.252,10
|
Maret 2012
|
1.489.019,93
|
67.202,06
|
1.421.817,87
|
5.820.434,24
|
April 2012
|
1.489.019,93
|
54.008,78
|
1.435.011,15
|
4.385.423,08
|
Mei 2012
|
1.489.019,93
|
40.693.07
|
1.448.326,86
|
2.937.096,22
|
Juni 2012
|
1.489.019,93
|
27.253,81
|
1.461.766,13
|
1.475.330,10
|
Juli 2012
|
1.489.019,93
|
13.689,83
|
1.475.330,10
|
0,00
|
Jumlah
|
14.801.179,37
|
601.179,38
|
14.200.000,00
|
|
*) 0,9279% x Rp
12.800.000,00 = Rp 118.773,33
**
) 0,9279% x Rp 11.429.753,40 = Rp 106.058,59
Dengan tabel diatas,maka dapat diketahui bahwa pelunasan
penjualan angsuran dengan penerapan bunga anuitas selama 9 bulan menghasilkan
keuntungan sebesar Rp 601.179,37 (Rp 14.801.179,37 – Rp 14.200.000,00).
Evaluasi Perbandingan Perhitungan
Pembayaran Angsuran
Selain
dilakukan perhitungan bunga dengan metode (sisa) Harga Kontrak, Long End
Interest, Short End Interest dan Anuitas, maka hasil perhitungan pendapatannya
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.7
Perbandingan Perhitungan Pembayaran Angsuran
(Rp)
Keterangan
|
Metode (sisa) Harga Kontrak
|
Metode Long End Interest
|
Metode Short End Interest
|
Metode Anuitas
|
1. Angs.
Pokok
|
14.200.000,00
|
14.200.000,00
|
14.200.000,00
|
14.200.000,00
|
2. Bunga
|
1.068.960,00
|
593.866,67
|
593.866,67
|
601.179,38
|
3. Total
Pendapatan
|
15.268.960,00
|
14.793.866,67
|
14.793.866,67
|
14.801.179,38
|
Dari
tabel 4.7 diatas maka dapat dapat diketahui dengan menggunakan metode (sisa)
Harga Kontrak selain perhitungannya yang mudah, perusahaan juga akan lebih
banyak memperoleh pendapatan bunga. Hal ini telah terbukti dengan adanya
selisih pendapatan yang cukup besar dari ketiga metode lainnya. Apabila PT. SMS
MOTOR maenggunakan metode (sisa) Harga Kontrak, maka akan mendapatkan bunga
sebesar Rp 1.068.960,00. Dimana paendapatan bunga tersebut lebih besar Rp
475.093,33 dari metode Long End Interest dan Short End Interest. Sedangkan
dengan metode Anuitas, maka selisihnya menjadi Rp 467.780,62.
Pencatatan
dan perhitungan yg dilakukan oleh PT SMS MOTOR telah mencapai tujuan usaha yang
utama yaitu mendapatkan laba yang besar. Untuk itu perusahaan harus tetap
mempertahankan metode pembayaran yang selama ini digunakan oleh perusahaan.
Namun perusahaan juga harus melakukan strategi penjualan yang menarik agar
konsumen menjadi tertarik untuk membeli produk yang dijual.
Strategi
yang dilakukan perusahaan adalah dengan memberi potongan uang muka sebesar Rp
600.000,00. Selain potongan uang muka, strategi lain yang dilakukan adalah
dengan memangkas jangka waktu angsuran. Kemudian proses penjualan angsuran pun
mudah dan cepat. Hal ini diharapkan agar calon konsumen akan merasa diuntungkan
jika membeli sepeda motor Honda di PT.SMS MOTOR dengan cara mengangsur.
Sebenarnya ini adalah taktik perusahaan
agar harga angsurannya terlihat lebih murah dan jangka waktu angsurannya
relative pendek.
Namun
jika diteliti kembali, potongan uang muka dan jangka waktu angsuran tersebut,
tidak terlalu mempengaruhi laba yang didapat oleh perusahaan jika tidak
memberikan promo potongan uang muka dan jangka waktu angsuran.
Evaluasi Perbandingan Metode
Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran
Setelah dilakukan perbandingan
perhitungan pembayaran angsuran dengan menggunakan keempat metode tersebut,
maka selisih pendapatan bunga angsurannya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.8
Perbandingan Selisih Metode Bunga Penjualan Angsuran
(Rp)
METODE
|
Metode (sisa) Harga Kontrak
|
Metode Long End Interest
|
Metode Short End Interest
|
Metode
Anuitas
|
Metode (sisa) Harga Kontrak
|
-
|
475.093,33
|
475.093,33
|
467.780,62
|
Metode Long End Interest
|
475.093,33
|
-
|
0,00
|
7.312,71
|
Metode Short End Interest
|
475.093,33
|
0,00
|
-
|
7.312,71
|
Metode
Anuitas
|
467.780,62
|
7.312,71
|
7.312,71
|
-
|
Dari tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa
terdapat selisih pendapatan bunga antara keempat metode tersebut. Dimana pada
metode (sisa) Harga Kontrak terdapat selisih Rp 475.093,33 dengan metode Long
End Interest dan Short End Interest. Sedangkan bila dibandingkan dengan metode
Anuitas terdapat selisih Rp 467.780,62. Dan untuk metode Anuitas bila
dibandingkan dengan metode Long End Interest dan Short End interest terdapat
selisih Rp 7.312,71. Untuk metode Long End Interest dan Short End Interest
tidak terdapat selisih pendapatan bunga. Hal ini dikarenakan total pendapatan
bunganya sama. Yang membedakan adalah pada saat pembayaran angsurannya.
Strategi
yang dilakukan perusahaan adalah dengan memberi potongan uang muka sebesar Rp
600.000,00. Selain potongan uang muka, strategi lain yang dilakukan adalah
dengan memangkas jangka waktu angsuran. Kemudian proses penjualan angsuran pun
mudah dan cepat. Hal ini diharapkan agar calon konsumen akan merasa diuntungkan
jika membeli sepeda motor Honda di PT.SMS MOTOR dengan cara mengangsur.
Sebenarnya ini adalah taktik perusahaan
agar harga angsurannya terlihat lebih murah dan jangka waktu angsurannya
relative pendek.
Namun
jika diteliti kembali, potongan uang muka dan jangka waktu angsuran tersebut,
tidak terlalu mempengaruhi laba yang didapat oleh perusahaan jika tidak
memberikan promo potongan uang muka dan jangka waktu angsuran.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan dan analisa tentang perbandingan perhitungan bunga antara metode
(sisa) Harga Kontrak, Long End Interest, Short End Interest dan Anuitas, maka
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perhitungan bunga angsuran dengan metode
(sisa) Harga Kontrak lebih optimal dalam menghasilkan laba untuk perusahaan.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya selisih pendapatan bunga yang cukup
signifikan bila dibandingkan dengan metode Long End Interest, Short End
Interest, dan Anuitas.
Bila menggunakan metode (sisa) Harga
Kontrak maka perolehan pendapatan bunganya sebesar Rp 1.068.960,00 dan Rp
15.268.960,00 untuk total pendapatan yang diterima. Jika menggunakan metode
Long End Interest dan Short End Interest pendapatan bunganya sebesar Rp 593.866,67
dan Rp 14.793.866,67 untuk total pendapatan yang diterima. Sedangkan pendapatan
bunga jika menggunakan metode Anuitas adalah Rp 601.179,38 dan Rp 14.801.179,38
untuk total pendapatan yang diterima. Dari hasil pendapatan bunga tersebut
dapat diketahui bahwa perhitungan bunga dengan metode (sisa) Harga Kontrak
menghasilkan laba paling optimal untuk perusahaan dibandingkan dengan ketiga
metode lainnya.
Saran
Apabila
perusahaan ingin mendapatkan laba maksimal dalam penjualannya, maka perhitungan
bunga dengan metode (sisa) Harga Kontrak adalah metode yang sangat tepat untuk
digunakan. Perusahaan juga diharapkan untuk rutin memberi potongan harga atau
promo-promo yang nantinya akan lebih menarik minat konsumen untuk membeli
sepeda motor Honda di PT.SMS MOTOR. Hal ini juga akan memberikan nilai lebih di
mata konsumen dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di
bidang yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Beams,
Floyd. 2011. Akuntansi Keuangan Lanjutan
di Indonesia. Jakarta:Salemba.
E. Baker, Richard. 2005. Advanced
Financial Accounting (Akuntansi Keuangan
Lanjutan). Jakarta: Salemba Empat Edisi 6 Buku Satu.
Karyawati, Golrida. 2011. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Advance
Accounting).
Jakarta:
Erlangga.
Munandar, M. 2006. Budgeting,
Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,
Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE.
Nainggolan, Pahala. 2007. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga
Nirlaba
Sejenis. Jakarta:
Grafindo Persada..
Syafi’i Ahmad,
Syakur. 2009. Intermediate Accounting. Jakarta:
AV Publisher.
Wikipedia. 2011
Credit for Ario Segoro Kharismanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar