Life's just a game It's just one epic holiday

Senin, 10 Juni 2013

Kamis, 06 Juni 2013

Jurnal “ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN PADA PT. SMS MOTOR”

 “ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN PADA PT. SMS MOTOR”

ABSTRAK

Untuk mengoptimalkan tingkat penjualan, perusahaan dapat menggunakan cara penjualan angsuran atau sering disebut juga penjualan kredit, yaitu penjualan yang cara pembayarannya dilakukan secara bertahap atau berangsur. Dalam penjualan angsuran disamping memperhitungkan laba, perusahaan juga memperhitungkan beban bunga terhadap jumlah laba dalam kontrak angsuran.
Dalam pembahasan akan dihitung besarnya bunga dengan menggunakan metode (sisa) Harga Kontrak, Long End Interest, Short End Interest, serta Annuitas untuk menentukan metode perhitungan bunga angsuran yang memberikan hasil optimal bagi perusahaan.
Dari hasil perhitungan atas sampel yang diperoleh melalui studi lapangan pada PT. SMS MOTOR, diperoleh hasil perbandingan perhitungan bunga antara metode (sisa) Harga Kontrak dengan metode Long End Interest, Short End Interest, dan metode Anuitas. Dari hasil tersebut diketahui bahwa metode (sisa) Harga Kontrak memberikan pendapatan bunga yang lebih besar daripada metode Long End Interest, Short End Interest, ataupun Anuitas. Dengan metode (sisa) Harga Kontrak, perusahaan juga lebih mudah untuk menghitung besarnya bunga karena cukup dihitung sekali saja pada saat awal kontrak angsuran dan besarnya setiap periode sama (tetap). Hal ini memudahkan pula bagi konsumen dalam menghitung pembayaran yang harus mereka lakukan, karena jumlah yang harus mereka bayarkan untuk tiap periode sama besarnya sedangkan apabila dengan metode lain agak membingungkan karena jumlahnya tidak tetap.
Kata Kunci : Bunga Penjualan Angsuran, PT. SMS MOTOR

PENDAHULUAN
Dunia usaha pada saat ini yang terjadi di Indonesia sedang berkembang setelah melewati masa krisis yang terjadi sekitar tahun 1997 yang mengakibatkan terpuruknya perekonomian. Seiring dengan bekembangnya dunia usaha tersebut, tercipta pula persaingan dunia usaha yang makin ketat. Bagi perusahaan, laba merupakan suatu kemampuan untuk menghasilkan pendapatan atau keuntungan. Perusahaan yang menjual produknya secara tunai, biasanya perusahaan yang menjual barang-barang kebutuhan pokok,produk atau yang nominalnya tidak terlalu tinggi. Dalam penjualan tunai pembeli langsung membeli dan tidak ada perjanjian sesudahnya, tetapi dalam penjualan angsuran dibuat beberapa bentuk perjanjian atau kontrak penjualan angsuran. Hal ini untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban yang harus ditepati oleh pembeli. Penjualan angsuran ini diharapkan dapat menarik lebih banyak konsumen untuk membeli produk yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan dapat menghasilkan laba yang sebesar-besarnya. Ada 4 metode yang dipakai untuk menghitung pendapatan bunga penjualan angsuran. Yaitu metode (sisa) Harga Kontrak,metode Long End Interest,metode Short End Interest,dan metode Anuitas.
Pengakuan laba kotor dalam transaksi penjualan angsuran ada 2 cara, yaitu laba kotor yang diakui untuk periode dimana penjualan angsuran dilakukan (accrual basis) dan laba kotor yang dihubungkan dengan periode-periode terjadinya realisasi penerimaan kas (cash basis). Penjualan angsuran terdiri dari penjualan untuk barang bergerak dan untuk barang tidak bergerak.
Penjualan angsuran pada perusahaan diperlakukan seperti halnya pada transaksi penjualan kredit. Laba kotor yang terjadi diakui pada saat penyerahan barang dengan ditandai oleh timbulnya piutang atau tagihan kepada pelanggan.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ahmad Syafi’I Syakur (2009) penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian bahwa sebagian harta atau seluruh harga barang yang dijual akan dibayar secara bertahap (berangsur – angsur) oleh si pembeli dengan tenggang waktu tertentu. Karena sifat pembayaran secara berangsur – angsur, ada kemungkinan si penjual akan menanggung resiko.
Untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli,maka terdapat beberapa bentuk perjanjian (kontrak) penjualan angsuran. Yang antara lain sebagai berikut :
1.      Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract). Dimana barang-barang telah diserahkan,tetapi hak atas barang-barang masih berada ditangan penjual sampai seluruh pembayarannya lunas.
2.      Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah dilakukan,hak milik dapat diserahkan kepada pembeli. Tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikkan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada si penjual.
3.      Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust” (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli,baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli.
4.      Beli sewa (lease purchase),dimana pembayaran angsuran dianggap sewa, sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas. Baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.
Bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang diperoleh dari penggunaan uang tersebut (Wikipedia 2011). Didalam perjanjian penjualan angsuran,biasanya penjual disamping memperhitungkan laba juga memperhitungkan beban bunga terhadap jumlah harga dalam kontrak yang belum dibiayai oleh pembeli. Perbedaan bunga dengan laba antara lain,bunga merupakan pendapatan yang diakui oleh perusahaan. Sedangkan laba adalah uang yang diakui dari pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya untu operasional perusahaan.
Menurut  M.Munandar (2006) yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut: “piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo”. Ini berarti perusahaan memiliki hak klaim agar dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva lain kepada pihak yang berhutang.
Apabila si pembeli tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya seperti yang tercantum dalam surat pejanjian penjualan angsuran, maka penjual berhak untuk menarik dan memiliki kembali barang yang bersangkutan (Richard E. Baker, 2005). Jika terjadi hal demikian, maka pencatatan yang dilakukan oleh pihak penjual adalah sebagai berikut:
1.      Pencatatan kepemilikan kembali barang dagangan.
2.      Penilaian kembali barang yang ditarik dengan nilai yang wajar.
3.      Menghapuskan kembali saldo piutang penjualan angsuran atas barang-barang tersebut.
4.      Menghapuskan saldo laba kotor yang belum di realisasi atas penjualan angsuran yang bersangkutan.
5.      Pencatatan keuntungan atau kerugian karena kepemilikan kembali barang tersebut.
Ada kalanya hak penjual untuk menarik kembali barang yang telah dijual tersebut merupakan cara yang kurang tepat untuk mengurang resiko kerugian. Hal ini disebabkan karena nilai barang yang telah dijual tersebut mengalami penurunan nilai lebih cepat dari saldo piutangnya, sehingga kepemilikan kembali barang tersebut tidak dapat menutup kerugian tidak tertagih saldo piutang tersebut. Untuk mengurangi atau menghindari kerugian yang terjadi dalam kepemilikan kembali,maka harus diperhatikan:
1.      Jumlah uang muka dan pembayaran angsuran-angsuran berikutnya harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan nilai barang yang dijual.
2.      Periode pembayaran angsuran jangan melebihi umur ekonomis dari barang yang dijual. Hal ini terutama untuk barang yang bersifat musiman dan yang dipengaruhi mode.
Menurut Floyd A.Beams (2011), hal dasar yang membedakan antara penjualan tunai dengan penjualan angsuran dapat dilihat dengan jelas pada harga jualnya. Perbedaan harga ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor berikut:
1.      Resiko
Kontrak penjualan angsuran dengan penawaran persetujuan kredit yang longgar, tentu dapat menarik banyak konsumen. Namun hal ini memiliki tingkat resiko yang relative tinggi. Sebab dengan periode pembayaran yang relatif panjang, kemampuan konsumen untuk memenuhi kewajibannya bias saja berubah. Untuk mengantisipasi terjadinya kerugian dalam kepemilikan kembali,maka penjual perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
a.       Besarnya uang muka yang harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan harga barang dari semula barang baru menjadi barang bekas.
b.      Jangka waktu pembayaran diantara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak terlalu lama,jika dapat tidak lebih dari satu bulan.
c.       Besarnya angsuran berkala harus diperhitungkan cukup untuk menutup kemungkinan penurunan nilai barang yang ada selama jangka waktu yang satu dengan pembayaran berikutnya.


2.      Bunga/Interest
Adanya perbedaan waktu antara saat penyerahan uang dan barang atau jasa dengan pembayaran berkala,secara prinsip ekonomi harus dikenakan bunga atau interest. Biasanya bunga terakhir sudah dimasukkan dalam perhitungan total pembayaran angsuran. Namun yang perlu diperhatikan adalah dasar yang digunakan untuk penetapan besarnya bunga yang berlaku tidak hanya sekedar untuk investasi,tetapi untuk perdagangan.

Metode Penelitian
Penulis memilih PT. SMS MOTOR yang beralamat di Ruko Pinus THB no.1 Pejuang-Bekasi Utara (cabang), untuk dijadikan objek penelitian ilmiah ini. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa tabel angsuran penjualan sepeda motor Honda yang didapat dari PT.SMS MOTOR pada bulan Oktober tahun 2011.
            Untuk keberhasilan pengumpulan data, maka penulis mencoba melakukan interview guna mengetahui metode yang digunakan untuk perhitungan bunga dalam penjualan angsuran, tingkat bunga yang dikenakan atas penjualan angsuran sepeda motor Honda dan profil singkat perusahaan. Penulis juga melakukan oberservasi lansung ke PT. SMS MOTOR untuk mempelajari obyek penelitian,
            Alat analisis yang digunakan untuk menghitung bunga angsuran pada PT. SMS MOTOR adalah Metode Sisa Harga Kontrak (FLAT).
Rumus metode Sisa Harga Kontrak (FLAT) adalah sebagai berikut:
Pokok Angsuran               = Harga Jual – Uang Muka
            Bunga dalam satu tahun   = i * Pokok Angsuran
            Bunga per bulan               = i (dalam satu tahun) / jumlah angsuran
Metode Sisa Harga Kontrak (FLAT)
            Harga jual                    :  xxx
            Uang muka/DP           : (xxx)
            Sisa harga kontrak       :  xxx
            Besarnya pembayaran pokok setiap kali angsuran adalah:
            Sisa harga kontrak : jangka waktu pembayaran = pokok angsuran/bulan
            Bunga dalam satu tahun = i * Pokok Angsuran
            Bunga per bulan               = i (dalam satu tahun) / jumlah angsuran

            Keterangan:
            i = tingkat bunga

Metode Long End Interest
            Bunga per bulan = I * a/n * Ps
Keterangan:
i    = Tingkat bunga
a   = Periode pembayaran
n   = Jangka waktu pembayaran
Ps = Sisa harga kontrak bulan sebelumnya

Metode Short End Interest
Bunga per bulan = I * As/n * P
Keterangan:
i     = Tingkat bunga
As  = Periode pembayaran bulan yang bersangkutan
n    = Jangka waktu
P    = Angsuran atas harga pokok yang tetap jumlahnya
Metode Anuitas

                                                1
1-                                               
                                                    ( 1 + i)  ^ n
                        A =                                                                         
                                                       i

Keterangan :
            A  = Anuitas
            i    = Tingkat bunga
            n   = Jangka waktu berlangsungnya kontrak penjualan angsuran

            Sedangkan untuk mencari nilai tunai (present value) adalah :
                                                   1
            Nilai tunai  =
                                           ( 1 + i ) ^ n

Apabila sudah diketahui faktor anuitetnya,maka jumlah pembayaran cicilannya   dihitung sebagai berikut :

                                                             Sisa Harga Kontrak
Jumlah pembayaran angsuran =                                                              
                                                                 Faktor anuited



PEMBAHASAN
Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran dengan Metode (sisa) Harga Kontrak
            Dalam metode ini,bunga dihitung dengan mengalikan antara tingkat bunga dengan (sisa) harga kontrak yang didapat dari harga kontrak dikurang uang muka. Perhitungan atas transaksi diatas adalah sebagai berikut:
Harga jual                                :  Rp 14.200.000
Uang muka/DP                       : (Rp   1.400.000)
Sisa harga kontrak                   :  Rp 12.800.000
Besarnya pembayaran pokok setiap kali angsuran adalah:
Rp 12.800.000 : 9 = 1.422.222,22
   Tabel 4.3    
Perhitungan Pembayaran Bunga Angsuran dengan Metode Sisa Harga Kontrak
                                                                  (Rp)
Bulan             Pembayaran
Bunga   Angsuran
Angsuran Pokok
Jumlah Pembayaran
Sisa Harga Kontrak
Oktober        2011
-
-
-
14.200.000,00
Oktober        2011
-
1.400.000,00
1.400.000,00
12.800.000,00
November    2011
118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
11.377.777,78
Desember    2011
118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
  9.955.555,56
Januari         2012
118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
  8.533.333,33
Februari       2012
118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
  7.111.111,11
Maret           2012
118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
  5.688.888,89
April             2012
118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
  4.266.666,67
Mei              2012
118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
  2.844.444,44
Juni             2012
118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
  1.422.222.22
Juli              2012
118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
0
Jumlah
1.068.960,00
14.200.000,00
15.268.960,04

Keterangan:
1.        Harga tersebut sudah termasuk PPN 10%
2.        Biasanya untuk memudahkan pembayaran dilakukan pembulatan keatas dalam satuan ribuan.
Bunga 9 bulan = (Rp 1.068.960,00 : Rp 12.800.000) x 100%
   = 8,3513%
Sehingga bunga angsuran tiap bulannya adalah:
Rp 1.068.960 : 9 = Rp 118.773,33
            Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode (sisa) Harga Kontrak, perusahaan akan memperoleh angsuran pokok sebesar Rp 14.200.000 dengan bunga penjualan angsuran sebesar Rp 1.068.960 sehingga total kas yang diterima sebesar Rp 15.268.960,04.
Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran Berdasarkan Metode Long End  Interest
            Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran. Akan tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai saldo awal harga kontrak pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan sehingga jumlahnya akan semakin berkurang dari angsuran yang satu ke angsuran berikutnya. Atas dasar perhitungan tersebut, dapat disusun suatu tabel pembayaran sebagai berikut:
Tabel 4.4
Perhitungan Pembayaran Angsuran Berdasarkan Metode Long End Interest
(Rp)
Bulan pembayaran
Bunga Angsuran
Angsuran Pokok
Jumlah Pembayaran
Sisa Harga Kontrak
Oktober       2011
-
-
-
14.200.000,00
Oktober       2011

1.400.000
1.400.000,00
12.800.000,00
November   2011
*118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
11.377.777,78
Desember   2012
105.576,30
1.422.222,22
1.527.798,52
  9.955.555,56
Januari        2012
  92.379,26
1.422.222,22
1.514.601,48
  8.533.333,33
Februari      2012
  79.182,22
1.422.222,22
1.501.404,48
  7.111.111,11
Maret          2012
  65.985,19
1.422.222,22
1.488.207,41
  5.688.888,89
April            2012
  52.788,15
1.422.222,22
1.475.010,37
  4.266.666,67
Mei              2012
  39.591,11
1.422.222,22
1.461.813,33
  2.844.444,44
Juni             2012
  26.394,07
1.422.222,22
1.448.616,30
  1.422.222,22
Juli              2012
 **13.197,04
1.422.222,22
1.435.419,26
0,00
Jumlah
593.866,67
14.200.000
14.793.867,11

Keterangan : biasanya dilakukan pembulatan keatas dalam satuan ribuan untuk memudahkan pembayaran
Bunga angsuran dalam 9 kali pembayaran adalah 8,3513%, maka besarnya bunga angsuran per bulan adalah 0,9279%
 *) 0,9279% x Rp 12.800.000,00    = Rp 118.773,33
**) 0,9279% x Rp   1.422.222,22    = Rp   13.197,04
            Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode Long End Interest, perusahaan akan memperoleh angsuran pokok sebesar Rp 14.200.000,00 dengan bunga penjualan angsuran sebesar Rp 593.866,67. Sehingga total kas yang diterima sebesar Rp 14.793.867,11.
Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran Berdasarkan Metode Short End Interest
            Pada metode ini bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar, yang dihitung sejak tanggal perjanjian ditandatangani sampai tanggal jatuh tempo setiap angsuran yang bersangkutan. Atas dasar perhitungan demikian, dapat disusun suatu tabel pembayaran sebagai berikut:
Tabel 4.5
Perhitungan Pembayaran Angsuran Berdasarkan Metode Short End Interest
(Rp)
Bulan pembayaran
Bunga Angsuran
Angsuran Pokok
Jumlah Pembayaran
Sisa Harga Kontrak
Oktober       2011
-
-
-
14.200.000,00
Oktober       2011
-
1.400.000,00
1.400.000,00
12.800.000,00
November   2011
*13.197,04
1.422.222,22
1.435.419.26
11.377.777,78
Desember   2012
26.394,07
1.422.222,22
1.448.616,30
  9.955.555,56
Januari        2012
39.591,11
1.422.222,22
1.461.813,33
  8.533.333,33
Februari      2012
52.788,15
1.422.222,22
1.475.010,37
  7.111.111,11
Maret          2012
65.985,19
1.422.222,22
1.488.207,41
  5.688.888,89
April            2012
79.182,22
1.422.222,22
1.501.404,44
  4.266.666,67
Mei              2012
92.379,26
1.422.222,22
1.514.601,48
  2.844.444,44
Juni             2012
105.576,30
1.422.222,22
1.527.798,52
  1.422.222,22
Juli              2012
**118.773,33
1.422.222,22
1.540.995,56
0,00
Jumlah
593.866,67
14.200.000,00
14.793.867,11


Bunga angsuran dalam 9 kali angsuran adalah 8,3513%, maka besarnya bunga angsuran tiap bulan adalah 0,9279%.
 *) 0,9279 x Rp 1.422.222,22 = Rp 13.197,04
**) 0,9279 x Rp 12.800.000    = Rp 118.773,33
            Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode Short End Interest, perusahaan akan memperoleh angsuran pokok sebesar Rp 14.200.000 dengan bunga penjualan angsuran sebesar Rp 593.866,67 sehingga total kas yang diterima sebesar Rp 14.793.867,11.
Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran Berdasarkan Metode Anuitas
            Pada perhitungan ini jumlah pembayaran angsuran dari periode ke periode jumlahnya tetap sama. Dalam jumlah tersebut sudah diperhitungkan pembayaran bunga atas sisa harga kontrak dan angsuran atas harga kontrak itu sendiri.
            Adapun perhitungan faktor anuitas adalah sebagai berikut:

                                                                        1
                                                     1-
                                                            (1+0,009279)^9

                        A = 
                                                                 0,009279
                                       = 8.596265346
Jadi besarnya setiap kali angsuran adalah:
Rp 12.800.000 : 8.596265346 = Rp 1.489.019,93
Setelah didapat faktor anuitasnya, maka dapat disusun suatu tabel pembayaran angsuran dengan metode anuitas sebagai berikut:
Tabel 4.6
Perhitungan Pembayaran Angsuran Berdasarkan Metode Anuitas
(Rp)
Bulan
Pembayaran
Bunga
 Angsuran
Bagian Pembayaran yang Merupakan Beban Bunga
Bagian Pembayaran yang Dipakai Untuk Melunasi Harga Kontrak
Sisa Harga Kontrak
Oktober       2011
-
-
-
14.200.000,00
Oktober       2011
1.400.000,00
-
1.400.000,00
12.800.000,00
November   2011
1.489.019,93
 *)118.773,33
1.370.246,60
11.429.753,40
Desember   2012
1.489.019,93
**)106.058,59
1.382.961,34
10.046.792,06
Januari        2012
1.489.019,93
      93.225,86
1.395.794,07
8.650.997,98
Februari      2012
1.489.019,93
      80.274,05
1.408.745,88
7.242.252,10
Maret          2012
1.489.019,93
      67.202,06
1.421.817,87
5.820.434,24
April            2012
1.489.019,93
     54.008,78
1.435.011,15
4.385.423,08
Mei              2012
1.489.019,93
     40.693.07
1.448.326,86
2.937.096,22
Juni             2012
1.489.019,93
    27.253,81
1.461.766,13
1.475.330,10
Juli              2012
1.489.019,93
    13.689,83
1.475.330,10
0,00
Jumlah
14.801.179,37
   601.179,38
14.200.000,00


  *) 0,9279% x Rp 12.800.000,00 = Rp 118.773,33
** ) 0,9279% x Rp 11.429.753,40 = Rp 106.058,59
            Dengan tabel diatas,maka dapat diketahui bahwa pelunasan penjualan angsuran dengan penerapan bunga anuitas selama 9 bulan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 601.179,37 (Rp 14.801.179,37 – Rp 14.200.000,00).
Evaluasi Perbandingan Perhitungan Pembayaran Angsuran
            Selain dilakukan perhitungan bunga dengan metode (sisa) Harga Kontrak, Long End Interest, Short End Interest dan Anuitas, maka hasil perhitungan pendapatannya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.7
Perbandingan Perhitungan Pembayaran Angsuran
(Rp)
Keterangan
Metode (sisa) Harga Kontrak
Metode Long End Interest
Metode Short End Interest
Metode Anuitas
1.      Angs. Pokok
14.200.000,00
14.200.000,00
14.200.000,00
14.200.000,00
2.      Bunga
  1.068.960,00
     593.866,67
     593.866,67
     601.179,38
3.      Total Pendapatan
15.268.960,00
14.793.866,67
14.793.866,67
14.801.179,38

            Dari tabel 4.7 diatas maka dapat dapat diketahui dengan menggunakan metode (sisa) Harga Kontrak selain perhitungannya yang mudah, perusahaan juga akan lebih banyak memperoleh pendapatan bunga. Hal ini telah terbukti dengan adanya selisih pendapatan yang cukup besar dari ketiga metode lainnya. Apabila PT. SMS MOTOR maenggunakan metode (sisa) Harga Kontrak, maka akan mendapatkan bunga sebesar Rp 1.068.960,00. Dimana paendapatan bunga tersebut lebih besar Rp 475.093,33 dari metode Long End Interest dan Short End Interest. Sedangkan dengan metode Anuitas, maka selisihnya menjadi Rp 467.780,62.
Pencatatan dan perhitungan yg dilakukan oleh PT SMS MOTOR telah mencapai tujuan usaha yang utama yaitu mendapatkan laba yang besar. Untuk itu perusahaan harus tetap mempertahankan metode pembayaran yang selama ini digunakan oleh perusahaan. Namun perusahaan juga harus melakukan strategi penjualan yang menarik agar konsumen menjadi tertarik untuk membeli produk yang dijual.
Strategi yang dilakukan perusahaan adalah dengan memberi potongan uang muka sebesar Rp 600.000,00. Selain potongan uang muka, strategi lain yang dilakukan adalah dengan memangkas jangka waktu angsuran. Kemudian proses penjualan angsuran pun mudah dan cepat. Hal ini diharapkan agar calon konsumen akan merasa diuntungkan jika membeli sepeda motor Honda di PT.SMS MOTOR dengan cara mengangsur. Sebenarnya ini adalah taktik perusahaan  agar harga angsurannya terlihat lebih murah dan jangka waktu angsurannya relative pendek.
Namun jika diteliti kembali, potongan uang muka dan jangka waktu angsuran tersebut, tidak terlalu mempengaruhi laba yang didapat oleh perusahaan jika tidak memberikan promo potongan uang muka dan jangka waktu angsuran.


Evaluasi Perbandingan Metode Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran
            Setelah dilakukan perbandingan perhitungan pembayaran angsuran dengan menggunakan keempat metode tersebut, maka selisih pendapatan bunga angsurannya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.8
Perbandingan Selisih Metode Bunga Penjualan Angsuran
(Rp)
METODE
Metode (sisa) Harga Kontrak
Metode Long End Interest
Metode Short End Interest
Metode
Anuitas
Metode (sisa) Harga Kontrak
-
475.093,33
475.093,33
467.780,62
Metode Long End Interest
475.093,33
-
0,00
7.312,71
Metode Short End Interest
475.093,33
0,00
-
7.312,71
Metode
Anuitas
467.780,62
7.312,71
7.312,71
-

Dari tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat selisih pendapatan bunga antara keempat metode tersebut. Dimana pada metode (sisa) Harga Kontrak terdapat selisih Rp 475.093,33 dengan metode Long End Interest dan Short End Interest. Sedangkan bila dibandingkan dengan metode Anuitas terdapat selisih Rp 467.780,62. Dan untuk metode Anuitas bila dibandingkan dengan metode Long End Interest dan Short End interest terdapat selisih Rp 7.312,71. Untuk metode Long End Interest dan Short End Interest tidak terdapat selisih pendapatan bunga. Hal ini dikarenakan total pendapatan bunganya sama. Yang membedakan adalah pada saat pembayaran angsurannya.
Strategi yang dilakukan perusahaan adalah dengan memberi potongan uang muka sebesar Rp 600.000,00. Selain potongan uang muka, strategi lain yang dilakukan adalah dengan memangkas jangka waktu angsuran. Kemudian proses penjualan angsuran pun mudah dan cepat. Hal ini diharapkan agar calon konsumen akan merasa diuntungkan jika membeli sepeda motor Honda di PT.SMS MOTOR dengan cara mengangsur. Sebenarnya ini adalah taktik perusahaan  agar harga angsurannya terlihat lebih murah dan jangka waktu angsurannya relative pendek.
Namun jika diteliti kembali, potongan uang muka dan jangka waktu angsuran tersebut, tidak terlalu mempengaruhi laba yang didapat oleh perusahaan jika tidak memberikan promo potongan uang muka dan jangka waktu angsuran.

PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan dan analisa tentang perbandingan perhitungan bunga antara metode (sisa) Harga Kontrak, Long End Interest, Short End Interest dan Anuitas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perhitungan bunga angsuran dengan metode (sisa) Harga Kontrak lebih optimal dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya selisih pendapatan bunga yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan metode Long End Interest, Short End Interest, dan Anuitas.
            Bila menggunakan metode (sisa) Harga Kontrak maka perolehan pendapatan bunganya sebesar Rp 1.068.960,00 dan Rp 15.268.960,00 untuk total pendapatan yang diterima. Jika menggunakan metode Long End Interest dan Short End Interest pendapatan bunganya sebesar Rp 593.866,67 dan Rp 14.793.866,67 untuk total pendapatan yang diterima. Sedangkan pendapatan bunga jika menggunakan metode Anuitas adalah Rp 601.179,38 dan Rp 14.801.179,38 untuk total pendapatan yang diterima. Dari hasil pendapatan bunga tersebut dapat diketahui bahwa perhitungan bunga dengan metode (sisa) Harga Kontrak menghasilkan laba paling optimal untuk perusahaan dibandingkan dengan ketiga metode lainnya.
 Saran
            Apabila perusahaan ingin mendapatkan laba maksimal dalam penjualannya, maka perhitungan bunga dengan metode (sisa) Harga Kontrak adalah metode yang sangat tepat untuk digunakan. Perusahaan juga diharapkan untuk rutin memberi potongan harga atau promo-promo yang nantinya akan lebih menarik minat konsumen untuk membeli sepeda motor Honda di PT.SMS MOTOR. Hal ini juga akan memberikan nilai lebih di mata konsumen dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

Beams, Floyd. 2011. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia. Jakarta:Salemba.
E. Baker, Richard. 2005. Advanced Financial Accounting (Akuntansi Keuangan
      Lanjutan). Jakarta: Salemba Empat Edisi 6 Buku Satu.
Karyawati, Golrida. 2011. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Advance Accounting).
      Jakarta: Erlangga.
Munandar, M. 2006. Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,
      Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE.
Nainggolan, Pahala. 2007. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba
      Sejenis. Jakarta: Grafindo Persada..
Syafi’i Ahmad, Syakur. 2009. Intermediate Accounting. Jakarta: AV Publisher.
Wikipedia. 2011
Credit for Ario Segoro Kharismanto